Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengalaman 2 Wanita Karir Membeli dan Pakai Pembalut Charm Cool

Pengalaman 2 Wanita Karir Membeli dan Pakai Pembalut Charm Cool.

pembalut charm cool

Artikel ini akan mengupas pengalaman dua orang Wanita karir yang memakai pembalut charm cool. Cerita pertama datang datang dari seorang CEO sebuah perusahaan start up bidang pendidikan marketing terkemuka di Indonesia. Sebut saja Namanya Natalia, perempuan kelahiran 1997 ini, memulai ceritanya saat ia berusia 15 tahun. Momen pertama kali ia untuk pertamakalinya mendapatkan dan merasakan siklus hidup perempuan normal, yakni haid untuk pertama kalinya.

Atas rekomendasi dan masukan dari ibunya. Sejak saat itu, Natalia selalu mencari dan memakai pembalut lebih nyaman, diutamakan yang memiliki kandungan herbal. Berdasarkan pengalamannya, bila memakai pembalut yang tidak mengandung zat herbal, sering kali pembalut tersebut justru malah membuat selangkangan iritasi, meninggalkan ruam merah yang kadang perih dan berbintik mirip biang keringat.

Menstruasi bagi seorang Natalia, terkadang membuatnya menjadi tidak nyaman, karena sering dihantui merasa kotor. Sehingga berdampat pada kepercayaan dirinya, ia sering menjadi ragu untuk beraktivitas apalagi duduk atau bercengkrama di tempat umum. Dari pengalaman tersebut, akhirnya Natalia memustukan menggunakan dua tipe pembalut. Pada siang hari, natalia akan menggunakan pembalut harian yang panjangnya hanya 20 -25 cm. Sementara di malam hari, perempuan yang selalu tampil energik dan berpenampilan modisi akan menggunakan pembalut yang lebih panjang lagi, atau biasa disebut long night dengan panjang 30 -35 cm. Hal mana, yang membuat Natalia membuatnya nyaman saat istirahat, melepas leleh dan penat dari semua aktivitasmnya di siang hari.

Ketika menstruasi sudah memasuki hari kelima, atau sisa meninggal flek, Natalia cukup penggunakan pantyliner (pembalut pendek) saja. Tentu itu akan membuatnya lebih nyaman. Untuk menjaga kesehatan reproduksinya, Natalia, rutin berganti pembalut hingga 5 kali dalam sehari.

Senada dengan cerita Natalia, wanita karir lainnya, sebut saja Namanya Aprilia. Dari awal haidnya pada umur 13 tahun, Aprilia telah mencoba berbagai macam produk pembalut dari berbagai merk. Mulai dari merk dalam negeri hingga merk luar negeri. Dari pembalut berharga murah hingga yang berharga mahal. Sedari pembalut rentengan di warung, pembalut paketan di mini market hingga pembalut satu box besar di super market.

Secara lugas, tanpa basa-basi. Aprilia mengakui dengan jujur. Pengalamannya memakai pembalut dengan produk warna oranye, ia merasa agak kurang memuaskan. Karena hasilnya setelah dipakai lapisan kapas pada pembalut tersebut, ternyata gampang ngegumpal, bikin panas di kulit dan jatuhnya malah luka, meninggalkan ruam merah, bahkan hingga iritasi. Aprilia, akhirnya berganti produk pembalut ke merk lainnya, terutama  yang model pembalutnya tipis/slim. Sejatinya juga, saat dipakai pembalut seperti ini, agak kurang nyaman. Karena jatuhnya produknya kayak lebih lembab. Meskipun ketika berjalan jadi lebih berasa efisien aja karena tidak kelihatan timbul ataupun berbunyi kresek-kresek. Karena ada beberapa produk yang plastiknya itu berasa banget dan dan mengeluarkan suara plastik saling bergesek ketika dipakai, terutama saat berjalan. Kan, jadinya nggak nyaman bagi Aprilia. Ada juga produk pembalut kain yang bisa dicuci ulang, tapi secara pribadi Aprilia mengaku belum pernah mencobanya. Dalam benaknya, mikirnya tetep tidak akan nyaman dan aneh, plus berasa jorok aja karena sudah pernah dipakai, kok masih dipakai lagi.

Dari cerita teman-teman Aprilia dan Natalia, dari pengalaman mereka ternyata setiap tubuh perempuan memiliki respon berbeda saat menggunakan pembalut, ada yang memakai pembalut merk tertentu malah bau amis, padahal tidak bocor bahkan baru saja diganti. Sementara perempuan lain menggunakan merk yang sama, ternyata gak ada masalah, termasuk bau amis tadi.

Pengalaman Aprilia lainnya, pernah coba pembalut herbal yang mahal harganya dari yang lain. Pembalut itu setelah pribadi saya pakai jangka jarak menstruasi jauh lebih pendek, bahannya pun beda lebih nyaman namun berasa di kulit ketika memakai. Seperti kena minyak, sensasi adem mint dan menimbulkan bau herbal, akhirnya bau itu yang jatuhnya ada yang beranggapan jadi kurang nyaman karena semua orang sudah pada tau kalau ada aroma herbal pembalut merk a pasti khas aroma herbalnya. Namun tujuannya sepertinya memang untuk menutupi bau amis mens.

Pengalaman terakhir, ketika membeli pembalut itu pasti dilihat dari size ukurannya. Membeli pembalut dengan 3 ukuran. Ukuran malam yang panjang hingga 30-36 cm, ukuran siang yang hanya 25-27 cm, ukuran menjelang akhir masa haid yaitu tinggal flek dengan masa hari ke 5-8 memakai pentiliner yang ukuran 11-12 cm. Alasannya menjelang akhir memakai pendek karena semakin sedikit darah haid keluar jika memakai besar malah terasa gatal dan kurang nyaman dengan kelembapannya.

Baik Natalia maupun Aprilia, keduanya memahami bahwa karena dara haid itu kotor, maka setiap peresmpuan sebaiknnya harus menjaga kebersihan kewanitaan agar tidak infeksi. Pembalut yang baik juga tidak mengandung klorin. Sehingga aman bagi organ kewanitaannya.

Posting Komentar untuk "Pengalaman 2 Wanita Karir Membeli dan Pakai Pembalut Charm Cool"